KATA
PENGANTAR
Puji
dan Syukur terpanjat kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
rahmatnya kepada penulis sehingga penulis bisa membuat makalah ini. shalawat
dan salam tak lupa terpanjat ke jungjunan alam yakni Nabi Muhammad SAW, dan
juga kepada para sahabat, tabi’in dan umat muslim yang senantiasa meneguhkan
hatinya dalam ajaran agama Islam.
Terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini,
semoga amal baik semua bisa di balas Allah SWT.
Tak
ada gading yang tak retak, itulah ungkapan bagi isi maupun redaksi dari makalah
ini. oleh karena itu penulis membuka hati atas saran dan kritik dari semuanya.
Pontianak, 30 Januari 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………. i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………… ii
BAB 1 . PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
A.
Latar Belakang…………………………………………………….
B. Rumusan
Masalah…………………………………......................
C. Tujuan
Makalah…………………………………..………………..
D. Manfaat Makalah
………….…………………….………………..
BAB
2 . PEMBAHASAN………………………………………….…………
A. Permasahan-pemasalahan
Sarana Pendidikan…………………….
1. Rendahnya
Sarana Fisik……………….…………………………
2. Penyebab
Masalah Sarana Pendidikan………………………..
3. Akibat
Masalah Sarana Pendidikan ……………………………
4.
Tindakan Yang Harus Dilaksanakan…………….……………..
5.
Mamfaat ke Depan……………………………………………….
PENUTUP……………………………………………………………………
A.
Kesimpulan………………………………………………………..
B.
Saran……………………………………….………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Kualitas pendidikan di Indonesia
sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000)
tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu
komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per
kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin
menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102
(1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109(1999).
Menurut survei Political and Economic
Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan
ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data
yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya
saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang
disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia
hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53
negara di dunia.
Kualitas pendidikan Indonesia yang
rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di
Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia
dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia
ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam
kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh
sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program
(DP).
B.
RUMUSAN MASALAH
Apa makna data-data
tentang rendahnya kualitas pendidikan Indonesia itu? Maknanya adalah, jelas ada
something wrong (masalah) dalam sistem pendidikan Indonesia. Ditinjau secara
perspektif ideologis (prinsip) dan perspektif teknis (praktis), berbagai
masalah itu dapat dikategorikan dalam 2 (dua) masalah yaitu :
1. Masalah mendasar, yaitu kekeliruan
paradigma pendidikan yang mendasari keseluruhan
penyelenggaran sistem pendidikan.
2. Masalah-masalah cabang, yaitu berbagai
problem yang berkaitan aspek praktis/teknis yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan, rendahnya
prestasi siswa, rendahnya sarana fisik, rendahnya kesejahteraaan guru, dan
sebagainya.
C.
TUJUAN MAKALAH
Adapun
tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Mendeskripsikan Permasahan-pemasalahan Sarana Pendidikan yang terdiri dari:
1. Mendeskripsikan Permasahan-pemasalahan Sarana Pendidikan yang terdiri dari:
1. Rendahnya
Sarana Fisik
2.
Penyebab Masalah Sarana Pendidikan
3.
Akibat Masalah Sarana Pendidikan
4.
Tindakan Yang Harus Dilaksanakan
5.
Mamfaat ke Depan
D. MAMFAAT MAKALAH
Dengan makalah ini insyaAllah semua
yang membaca dan mendengar bisa tahu apa yang menjadi Permasalahan-permasalahan
Sarana Pendidikan,dari Penyebab Masalah Sarana Pendidikan,apa yang harus
dilakukan dalam Mengatasi masalah sarana Pendidikan demi untuk perkembangan
pendidikan ke depan.
BAB 2
PERMASALAHAN –
PERMASALAHAN SARANA PENDIDIKAN
Dari data yang disajikan oleh UNESCO (2000)
tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat
pencapaian pendidikan,kesehatan,
dan penghasilan per kepala cukup menggambarkan hal
itu. Tercatat bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia
makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia masuk kelompok Medium Human Development yang menempati
urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), ke-109 (1999) dan data tahun
2007 menempati peringkat ke-111 ( HDI 2007). Bandingkan dengan Malaysia
yang masuk kategori High Human
Development dan menduduki
peringkat 66 dari 182 negara.
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant
(PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12
negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan
The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang
rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di
dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya
berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di
dunia.
Sedangkan kualitas pendidikan Indonesia ditunjukkan
data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan
sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years
Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah
yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan
dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia
dalam kategori The Diploma Program (DP).
Beberapa
penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran.Hal tersebut masih
menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya.
Adapun permasalahan khusus dalam dunia
pendidikan salah satunya antara lain:
1. Rendahnya sarana fisik
Rendahnya
Kualitas Sarana Fisik misalnya,
banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak,
kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak
lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi
tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki
gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan
sebagainya.
Data Balitbang Depdiknas (2003)
menyebutkan untuk satuan SD terdapat 146.052 lembaga yang menampung 25.918.898
siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut
sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami
kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26% mengalami kerusakan berat.
Kalau kondisi MI diperhitungkan angka kerusakannya lebih tinggi karena kondisi
MI lebih buruk daripada SD pada umumnya. Keadaan ini juga terjadi di SMP, MTs,
SMA, MA, dan SMK meskipun dengan persentase yang tidak sama.
Bukankah di Pembukaan UUD 1945 sudah
tercantum tujuan mulia terbentuknya negara adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
3.
Penyebab Permasalah Sarana Pendidikan
a.
Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat
ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan
masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari
Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak
memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.
b.
Korupsi dana pendidikan
Peluang penyelewengan dana pendidikan
itu terutama dalam alokasi dana rehabilitasi dan pengadaan sarana prasarana
sekolah serta dana operasional sekolah.
3. Akibat Masalah Sarana
Pendidikan
a. Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu
(rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian
prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi
fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah.
Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa
Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi
matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam
hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai
negara tetangga yang terdekat.
b. Meningkatnya angka putus sekolah
masih tingginya angka putus sekolah.
Mengutip data, kata Raihan, terdapat 10,268 juta siswa usia wajib belajar (SD
dan SMP) yang tidak menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Di sisi lain,
masih ada sekitar 3,8 juta siswa yang tidak dapat melanjutkan ke tingkat SMA.
faktor utama penyebab tingginya angka putus sekolah adalah ketidakmampuan
masyarakat memenuhi biaya pendidikan.
4. Tindakan Yang Harus
Dilaksanakan
a. Mahalnya biaya pendidikan.
Tindakan yang harus dilaksanakan :
Ø Menaikkan anggaran
pendidikan
Ø Membebaskan biaya
pendidikan dasar
Ø Meningkatkan
subsidi untuk pendidikan menegah dan tinggi
Ø Menghapuskan
segala ‘pungutan’ di sekolah yang tidak ada korelasi dengan peningkatan mutu
pendidikan
b. Korupsi dana pendidikan
Tindakan yang harus dilaksanakan :
Ø Mempublikasikan
dan mempertanggungjawabkan/melaporkan kebijakan dan proyek di Depdiknas,
dinas-dinas pendidikan, dan sekolah kepada masyarakat melalui media massa.
Ø Menindak tegas
penyelenggara pendidikan/birokrasi yang melakukan korupsi dana pendidikan, dari
tingkat Depdiknas, dinas-dinas pendidikan, sampai di sekolah/satuan pendidikan.
Ø Membuat sistem
pemilihan kepala sekolah secara langsung, objektif, dan transparan.
c. Mencukupi fasilitas pembelajaran sesuai standar
minimal pendidikan.
5. Mamfaat ke Depan
untuk mencapai Visi Pendidikan Nasional sebagai berikut:
Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
TUJUAN
1.
Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan formal, informal dan
nonformal di setiap kecamatan
2. Meningkatnya kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan
3. Meningkatnya kualitas hasil belajar dan
lulusan
4. Meningkatnya kepuasan masyarakat dalam
layanan pendidikan
5. Tumbuhnya SDM yang kreatif
BAB 3
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dalam usaha pemerataan pendidikan,
diperlukan pengawasan yang serius oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam
bidang anggaran pendidikan, tetapi juga dalam bidang mutu, sarana dan prasarana
pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan
tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting dalam usaha pemerataan pendidikan.
2. Pendidikan (dengan Bidang terkait) dalam
usaha pengendalian laju pertumbuhan penduduk sangat diperlukan. Pelaksaaan
program ini dapat ditingkatkan dengan mengakampanyekan program KB dengan
sebaik-baiknya hingga pelosok negeri ini.
3. Pelaksanaan program belajar dan mengajar
dengan inovasi baru perlu diterapkan. Hal ini dilakukan karena cara dan sistem
pengajaran lama tidak dapat diterapkan lagi.
4. Sistem pendidikan Indonesia dapat berjalan
dengan lancar jika kerja sama antara unsur-unsur pendidikan berlangsung secara
harmonis. Pengawasan yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak pendidikan
terhadap masalah anggaran pendidikan akan dapat menekan jumlah korupsi dana di
dalam dunia pendidikan.
B. SARAN
Perkembangan
dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem
pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam
segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar
tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan
kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan
meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan
semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat
dalam segala bidang di dunia internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta,
Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syaiful
Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Zainal
Aqib. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Cendekia.
http://tyaeducationjournals.blogspot.com/2008/04/efektivitas-dan-efisiensi-anggaran.
http://www.detiknews.com.
http://www.sib-bangkok.org.
sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/masalah-pendidikan-di-indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar