publishers admin area

Get Gifs at CodemySpace.com

Senin, 26 Maret 2012

Masalah Sarana Pendidikan



KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur terpanjat kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmatnya kepada penulis sehingga penulis bisa membuat makalah ini. shalawat dan salam tak lupa terpanjat ke jungjunan alam yakni Nabi Muhammad SAW, dan juga kepada para sahabat, tabi’in dan umat muslim yang senantiasa meneguhkan hatinya dalam ajaran agama Islam.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, semoga amal baik semua bisa di balas Allah SWT.
Tak ada gading yang tak retak, itulah ungkapan bagi isi maupun redaksi dari makalah ini. oleh karena itu penulis membuka hati atas saran dan kritik dari semuanya.


                                                                         Pontianak, 30 Januari 2012


                                                                      Penulis













DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….     i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………     ii
BAB 1 . PENDAHULUAN……………………………………………………     1
A. Latar Belakang…………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………......................
C. Tujuan Makalah…………………………………..………………..
D. Manfaat Makalah ………….…………………….………………..
BAB 2 . PEMBAHASAN………………………………………….…………
A. Permasahan-pemasalahan Sarana Pendidikan…………………….
1. Rendahnya Sarana Fisik……………….…………………………
2. Penyebab Masalah Sarana Pendidikan………………………..
3. Akibat Masalah Sarana Pendidikan ……………………………
4. Tindakan Yang Harus Dilaksanakan…………….……………..
5. Mamfaat ke Depan……………………………………………….
PENUTUP……………………………………………………………………
            A. Kesimpulan………………………………………………………..
            B. Saran……………………………………….………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………



BAB 1
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109(1999).
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

B.   RUMUSAN MASALAH
Apa makna data-data tentang rendahnya kualitas pendidikan Indonesia itu? Maknanya adalah, jelas ada something wrong (masalah) dalam sistem pendidikan Indonesia. Ditinjau secara perspektif ideologis (prinsip) dan perspektif teknis (praktis), berbagai masalah itu dapat dikategorikan dalam 2 (dua) masalah yaitu :
1.    Masalah mendasar, yaitu kekeliruan paradigma pendidikan yang                    mendasari keseluruhan penyelenggaran sistem pendidikan.
2.    Masalah-masalah cabang, yaitu berbagai problem yang berkaitan aspek praktis/teknis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya sarana fisik, rendahnya kesejahteraaan guru, dan sebagainya.
C.   TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Mendeskripsikan Permasahan-pemasalahan Sarana Pendidikan yang terdiri dari:
1. Rendahnya Sarana Fisik
2. Penyebab Masalah Sarana Pendidikan
3. Akibat Masalah Sarana Pendidikan
4. Tindakan Yang Harus Dilaksanakan
5. Mamfaat ke Depan

D. MAMFAAT MAKALAH
Dengan makalah ini insyaAllah semua yang membaca dan mendengar bisa tahu apa yang menjadi Permasalahan-permasalahan Sarana Pendidikan,dari Penyebab Masalah Sarana Pendidikan,apa yang harus dilakukan dalam Mengatasi masalah sarana Pendidikan demi untuk perkembangan pendidikan ke depan.
BAB 2
PERMASALAHAN – PERMASALAHAN SARANA PENDIDIKAN

Dari data yang disajikan oleh UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan,kesehatan, dan penghasilan per kepala cukup menggambarkan hal itu.   Tercatat  bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia masuk kelompok Medium Human Development yang menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), ke-109 (1999) dan data tahun 2007 menempati peringkat ke-111 ( HDI 2007).  Bandingkan dengan Malaysia yang masuk kategori High Human Development dan menduduki peringkat 66 dari 182 negara.

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Sedangkan kualitas pendidikan Indonesia  ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).
Beberapa penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran.Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya.

 Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan salah satunya antara  lain:

1. Rendahnya sarana fisik
Rendahnya Kualitas Sarana Fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk satuan SD terdapat 146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26% mengalami kerusakan berat. Kalau kondisi MI diperhitungkan angka kerusakannya lebih tinggi karena kondisi MI lebih buruk daripada SD pada umumnya. Keadaan ini juga terjadi di SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK meskipun dengan persentase yang tidak sama.
Bukankah di Pembukaan UUD 1945 sudah tercantum tujuan mulia terbentuknya negara adalah  untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.



3.    Penyebab Permasalah Sarana Pendidikan
a. Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.
b. Korupsi dana pendidikan
Peluang penyelewengan dana pendidikan itu terutama dalam alokasi dana rehabilitasi dan pengadaan sarana prasarana sekolah serta dana operasional sekolah.



3. Akibat Masalah Sarana Pendidikan
a. Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
b. Meningkatnya angka putus sekolah
masih tingginya angka putus sekolah. Mengutip data, kata Raihan, terdapat 10,268 juta siswa usia wajib belajar (SD dan SMP) yang tidak menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Di sisi lain, masih ada sekitar 3,8 juta siswa yang tidak dapat melanjutkan ke tingkat SMA. faktor utama penyebab tingginya angka putus sekolah adalah ketidakmampuan masyarakat memenuhi biaya pendidikan. 

4. Tindakan Yang Harus Dilaksanakan
a. Mahalnya biaya pendidikan.
Tindakan yang harus dilaksanakan :
Ø   Menaikkan anggaran pendidikan
Ø   Membebaskan biaya pendidikan dasar
Ø   Meningkatkan subsidi untuk pendidikan menegah dan tinggi
Ø   Menghapuskan segala ‘pungutan’ di sekolah yang tidak ada korelasi dengan peningkatan mutu pendidikan
b. Korupsi dana pendidikan
Tindakan yang harus dilaksanakan :
Ø   Mempublikasikan dan mempertanggungjawabkan/melaporkan kebijakan dan proyek di Depdiknas, dinas-dinas pendidikan, dan sekolah kepada masyarakat melalui media massa.
Ø   Menindak tegas penyelenggara pendidikan/birokrasi yang melakukan korupsi dana pendidikan, dari tingkat Depdiknas, dinas-dinas pendidikan, sampai di sekolah/satuan pendidikan.
Ø   Membuat sistem pemilihan kepala sekolah secara langsung, objektif, dan transparan.
c. Mencukupi fasilitas pembelajaran sesuai standar minimal pendidikan.

5. Mamfaat ke Depan
untuk mencapai Visi Pendidikan Nasional sebagai berikut:
Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
TUJUAN
 1.  Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan formal, informal dan nonformal di setiap kecamatan
2.  Meningkatnya kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
3.  Meningkatnya kualitas hasil belajar dan lulusan
4.  Meningkatnya kepuasan masyarakat dalam layanan pendidikan
5.  Tumbuhnya SDM yang kreatif



BAB 3
PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dalam usaha pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang anggaran pendidikan, tetapi juga dalam bidang mutu, sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting dalam usaha pemerataan pendidikan.
2. Pendidikan (dengan Bidang terkait) dalam usaha pengendalian laju pertumbuhan penduduk sangat diperlukan. Pelaksaaan program ini dapat ditingkatkan dengan mengakampanyekan program KB dengan sebaik-baiknya hingga pelosok negeri ini.
3. Pelaksanaan program belajar dan mengajar dengan inovasi baru perlu diterapkan. Hal ini dilakukan karena cara dan sistem pengajaran lama tidak dapat diterapkan lagi.
4. Sistem pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja sama antara unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis. Pengawasan yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak pendidikan terhadap masalah anggaran pendidikan akan dapat menekan jumlah korupsi dana di dalam dunia pendidikan.






B.   SARAN
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.

Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.















DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Zainal Aqib. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Cendekia.
http://tyaeducationjournals.blogspot.com/2008/04/efektivitas-dan-efisiensi-anggaran.
http://www.detiknews.com.
http://www.sib-bangkok.org.
sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/masalah-pendidikan-di-indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar